Rabu, 08 Oktober 2008

Al-Qur'an

KITAB, yang umumnya istilahkan dengan buku, adalah sebaik-baik teman. Ia menemani Anda saat sadar dan tidur, dia tidak pernah jemu bersama siapapun. Ke manapun Anda pergi ia bersedia mengikuti Anda. Tidak ada satu teman yang lebih patuh, lebih pandai, dan lebih setia daripada kitab.

Kitab, yang umumnya istilahkan dengan buku, adalah sebaik-baik teman. Ia menemani Anda saat sadar dan tidur, dia tidak pernah jemu bersama siapapun. Ke manapun Anda pergi ia bersedia mengikuti Anda. Ia menasehati Anda, ia dapat menjadikan Anda tertawa, dan di kali lain menangis. Jika Anda meminta ia diam, ia akan patuh dan jika Anda mencercanya, ia diam seribu bahasa. Sedang jika Anda memujinya, ia sedikitpun tidak akan terpengaruh. Tidak ada satu teman yang lebih patuh, lebih pandai, dan lebih setia daripada kitab.

Buku adalah perantara antara kita dengan penyusunnya. Buku bahkan lebih baik dari sahabat, karena suasana hening yang menyertai kita saat membacanya, mengantar kita lebih berkosenterasi berpikir -- tidak seperti dengan teman yang memutuskan tali temali pikiran kita saat dia berbicara, apalagi mengoceh. Buku mengalirkan perasaan, denyut kalbu, dan buah pikiran pihak lain kepada kita. Dia yang memberi makna, gambaran, atau sentuhan di hati kita.

Kendati kini telah ditemukan sekian banyak sarana untuk memperoleh informasi dan pengetahuan, seperti TV, komputer, dan semacamnya, namun kitab tidak akan kehilangan pamornya. Buku sudah sekian lama bersama manusia, sehingga sulit ditinggalkannya. Buku dapat kita sentuh penampilannya, membuka lembaran-lembarannya, halaman demi halaman, kesemuanya melahirkan rasa tersendiri. Buku bagi umat manusia telah menjadi cinta pertama yang sulit dilupakan, apalagi diabaikan. Buku akan tetap memegang peranan kunci dalam proses pendidikan dan pengembangan informasi. Demikian sedikit dari banyak ungkapan sejumlah ilmuwan dan pujangga masa lalu dan kini tentang buku.

Dari sini saja, sudah sangat wajar jika buku (kitab) merupakan hadiah yang terbaik buat umat manusia. Lebih-lebih kalau kitab itu bersumber dari Allah Swt. Al-Quran yang merupakan kitab suci dilukiskan oleh Nabi Muhammad Saw. yang menerimanya sebagai "Kitab yang tidak lekang oleh panas, tidak lapuk oleh hujan. Di sana ada berita menyangkut masa lalu dan masa datang. Dia adalah tali Tuhan yang terulur dari langit ke bumi."

Selanjutnya, dapat dikatakan tidak ada satu kitab pun yang dikenal oleh peradaban manusia sejak makhluk ini mengenal tulis baca (sekitar 5000 tahun yang lalu) hingga kini -- seperti halnya Al-Quran.

Kitab suci itu mendapat perhatian serius dari yang mempercayainya sebagai wahyu maupun yang tidak mempercayainya, baik oleh mereka yang memahami bahasanya maupun yang tidak memahaminya. Perhatian yang tidak hanya tertuju kepada sejarah turunnya secara umum, tetapi ayat demi ayat, malam atau siang, dalam perjalanan Nabi Muhammad Saw. atau ketika beliau bermukim di tempat.

Tidak ada satu kitab yang dibahas kata-kata dalam susunannya, penempatan kata ini sebelum kata itu, makna yang dikandungnya, serta kesan yang diperoleh darinya, seperti halnya al-Quran.

Tidak ada satu kitab yang diatur tata cara membacanya dan disimpulkan hingga tercipta untuknya satu ilmu khusus yakni ilmu Tajwid kecuali Al-Quran. Di sini harus berhenti atau tidak boleh berhenti, dan di sana hendaknya memulai atau berhenti, perhentian sejenak atau perhentian biasa. Di sana diatur bahwa kata ini harus ditebalkan pengucapannya dan yang itu dihaluskan, di sini harus dipanjangkan bacaannya dengan kadar sekian ketuk dan dipendekakan sebatas sekian, sampai kepada ragam-ragam lagu yang dibenarkan dan tidak dibenarkan. Tidak satu kitab yang demikian itu halnya, kecuali kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi-Nya Muhammad Saw. itu.

Tidak satu kitab pun yang dibaca oleh yang mereka tidak mengerti artinya, kecuali Al-Quran. Tidak juga ada kitab yang diperlombakan keindahan, kemerduan suara, dan tentu saja kebenaran cara membacanya lalu dimenangkan oleh mereka yang tidak mengerti artinya, kecuali kitab suci ini. Demikian sekelumit dari sifat kitab suci umat Islam. Maukah kita membaca dan menarik pelajaran dari pesan-pesan kitab suci itu? Semoga, dan semoga sebagian dari pesan yang Anda baca di tulisan ini adalah sekelumit dari kandungan pesan-pesannya. Demikian, Wallahu A'lam.



Sumber :
Ditulis pribadi oleh M. Quraish Shihab yang diangkat dalam Kolom Pakar Buletin PSQ Edisi I, bersamaan dengan pelaksanaan Grand Opening PSQ, 18 September 2004.

Tidak ada komentar:

Wassalaamu'alaikum