Senin, 06 Oktober 2008

TOLONG MENOLONG DALAM KEBAJIKAN DAN TAKWA

قال اللّه تعالى : وادع إلى ربّك٠
Allah Ta'ala berfirman : "Dan serulah kepada (agama) Tuhanmu."
(Al-Hajj : 67)

وقال تعالى : أدع إلى سبيل ربّك بالحكمةوالموعظةالحسنة٠
Allah Ta'ala berfirman : "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik."
(An-Nahl : 125)

وقال تعالى : وتعاونواعلى البرّوالتّقوى٠
Allah Ta'ala berfirman : "Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa."
(Al-Maidah : 2)


وقال تعالى : ولتكن منكم أثمّةيدعون إلى الخير٠

Allah Ta'ala berfirman : "Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan."
(Ali Imran : 104)

وعن أبى مسعودعقبةبن عمروالأنصارىّ البدرىّ رضى اللّه عنه قال : قال رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم من دلّ على خيرفله مثل أجرفاعله (رواه مسلم)٠

Dari Ibnu Mas'ud 'Uqabah bin 'Amr Al-Anshariy Al-Badriy ra., ia berkata : "Rasulullah saw. bersabda : "Siapa saja yang menunjukkan (mengajak) kepada kebaikan, maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang mengerjakan kebaikan itu."
(HR. Muslim)


وعن أبى هريرةرضى اللّه عنه : أنّ رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم قال : من دعاإلى هدى كان له من الأجرمثل أجورمن تبعه لاينقص ذلك من أجورهم شيءاومن دعاإلى ضلالةكان عليه من الإثم مثت اثام من تبعه لاينقص ذلك من اثامهم شيءا (رواه مسلم)٠
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : "Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda : "Siapa saja yang mengajak kepada kebenaran, maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikitpun. Dan siapa saja yang mengajak kepada kesesatan, maka ia mendapat dosa seperti dosa orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikitpun."
(HR. Muslim)

وعن أبى العبّاس سهل بن سعدالسّاعدىّ رضى اللّه عنه : أنّ رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم قال يوم خيبر : لأعطينّ الرّايةغدارجلايفتح اللّه على يديه يحبّ اللّه ورسوله، ويحبّه اللّه ورسو له، فبات النّاس يدوكون ليلتهم أيّهم يعطاها، فلمّاأصبح النّاس غدواعلى رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم كلّهم يرجوأن يعطاها، فقال : أين علىّ بن أبى طالب، فقيل: يارسول اللّه هويشتكى عينيه ، قال : فأرسلواإليه فأتى به فبصق رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم فى عينيه ودعاله فبرءحتّى كأن لم يكن به وجع فأعطاه الرّاية ، فقال علىّ رضى اللّه عنه: يارسول اللّه أقاتلهم حتّى يكونوامثلنا ؟ قال: انفذعلى رسلك حتّى تنزل بساحتهم ثمّ ادعهم إلى الإسلام وأخبرهم بمايجب عليهم من حقّ اللّه تعاى فيه، فواللّه لأن يهدى اللّه بك رجلاواحداخيرلك من حمرالنّعم (متفق عليه)٠
Dari Abul 'Abbas Sahl bin Sa'ad As-Sa'idiy ra., ia berkata : Ketika perang Khaibar Rasulullah saw. bersabda : "esok akan kuserahkan panji ini kepada seseorang. Allah akan memberikan kemenangan melalui tangannya. Ia mencintai Allah dan Rasul-Nya, Allah dan Rasul-Nya pun mencintainya." Semalaman orang-orang ramai membicarakan, siapakah gerangan di antara mereka yang akan diserahi panji itu. Keesokan harinya Rasulullah saw. bersabda : "Di manakahAli bin Abi Thalib ?" Seseorang menjawab : "Wahai Rasulullah saw. ia sedang sakit mata." Beliau bersabda : "Panggilah ia kemari." Setelah dihadapannya, Rasulullah saw. meludahi kedua matanya dan mendoakannya. Lalu sembuhlah penyakit itu seakan-akan ia tidak pernah sakit mata, kemudian ia di beri panji. Ali ra., bertanya : "Wahai Rasulullah saw. , apakah saya harus memerangi mereka sampai bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah ?" Beliau menjawab : "Laksanakanlah dengan tenang, sehingga kamu sampai di daerah mereka, lalu ajaklah masuk agama Islam dan beritahukanlah kepada mereka tentang hak Allah Ta'ala yang harus mereka laksanakan. Demi Allah, seandainya Allah memberi petunjuk disebabkan ajakanmu, itu lebih baik bagimu daripada memperoleh rampasan perang berupa ternak-ternak yang paling bagus."
(HR. Bukhari dan Muslim)
وعن أنس رضى اللّه عنه : أضنّ فتى من أسلم قال : يارسول اللّه إنّى أريدالغزو، وليس معى ماأتجهّزبه ، قال : اءت فلانافإنّه قدكان تجهّزفمرض، فأتاه فقال : رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم يقرؤك السّلام ويقول : أعطنى الّذى تجهّزت به، فقال : يافلانةأعطيه الّذى تجهّزت به ولاتحبسى منه شيءا، فواللّه لاتحبسى منه شيءافيبارك لك فيه (رواه مسلم)٠
Dari Anas ra., ia berkata : "Seorang pemuda dari suku Aslam berkata : "Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya ingin ikut berperang, tetapi tidak mempunyai bekal." Beliau Bersabda : "Datanglah kepada si Fulan karena ia sudah mempersiapkan, tetapi ia sakit." Kemudian pemuda itu datang ke tempat si Fulan dan berkata : "Rasulullah mengucapkan salam untuk kamu," kemudian melanjutkan perkataannya : "Berikanlah perbekalan perangmu untukku." Kemudian si Fulan tadi berkata : "Wahai istriku, berikanlah perbekalan yang telah aku siapkan dan jangan kamu simpan sedikitpun, demi Allah, jangan kamu simpan sedikitpun bekal yang telah kupersiapkan, karena hal itu pasti akan membawa berkah bagi dirimu!"
(HR. Muslim)

BILA ISTRI CEREWET

Adakah istri yang tidak cerewet? Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatabpun cerewet.

Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa. Menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun.

Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.

Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana , ia selalu tegas pada siapapun?

Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut?

1. Benteng Penjaga Api Neraka

Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat.

Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat.

Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liukan yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.

2. Pemelihara Rumah

Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia. Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.

Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih

telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.

3. Penjaga Penampilan

Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu 4. Pengasuh Anak-anak

Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku,?akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas

beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.

5. Penyedia Hidangan

Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi dan lalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.

Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.

Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji.

Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya.

e-books a.mudjahid chudari 2007


Tentang cinta dan syahwat "perkataan Ibnu Athaillah"

Dengar baik-baik ya perkataan Ibnu Athaillah, saya bacakan langsung dari kitab aslinya. Beliau mengatakan:
la yukhriju asy syahwata illa khaufun muz'ijun aw syauqun muqliqun!
Artinya tidak ada yang bisa mengusir syahwat atau kecintaan pada kesenangnn duniawi selain rasa takut kepada Allah yang menggetarkan hati, atau rasa rindu kepada Allah yang membuat hati merana!
"Coba resapi baik-baik kata-kata ulama besar dari Iskandaria ini. Kecintaan kita pada wanita yang belum menjadi istri kita, adalah syahwat. Hampir semua orang yang jatuh cinta itu merasakan apa yang kita rasakan. Dan perasaan seperti itu tidak akan bisa kita keluarkan, kita usir dari hati kita kecuali jika kau memiliki dua hal.

"Pertama, rasa cinta kepada Allah yang luar biasa yang
menggetarkan hatimu. Sehingga ketika yang ada di hatimu
adalah Allah, yang lain dengan sendirinya menjadi kecil dan
terusir."
"Kedua, rasa rindu kepada Allah yang dahsyat sampai
hatimu merasa merana. Jika kau merasa merana karena rindu
kepada Allah, kau tidak mungkin merana karena rindu pada
yang lain. Jika kau sudah sibuk memikirkan Allah, kau tidak
akan sibuk memikirkan yang lain.

"Karena hati kita miskin cinta dan rindu kepada Allah, jadinya hati kita dijajah oleh cinta dan rindu pada yang lain. "

Allah (penggalan novel ayat-ayat cinta)

Allah. Allah. Allah.
Aku ingin Allah.
Allah. Allah. Allah.
Aku rindu Allah.
Allah. Allah. Allah.
Aku cinta Allah.
Allah. Allah. Allah

Allah.
Allah.
Allah.
Allah.
Allah.
Allah. Allah. Allah.
CahayaMu Allah.
Allah. Allah. Allah.
SenyumMu Allah.
Allah. Allah. Allah.
BelaianMu Allah.
Allah. Allah. Allah.
CiumanMu Allah.
Allah. Allah. Allah.
CintaMu Allah.
Allah.
Surgamu Allah.
Allah.
Surgamu Allah.
Allah.
Surgamu Allah.
Surgamu Allah.
Surgamu Allah.
Surgamu Allah.

Allah. Allah.Allah.
Allah.
Allah.
Allah.

Wassalaamu'alaikum